Total Pageviews

2008/11/27

home

inspirasi hari ini,,,



sedikit cerita tentang keluarga saya di rumah. ada sebuah kenyataan terungkap setelah terkubur hampir 5 tahun lamanya. kenyataan ini berkaitan dengan fungsi ruang di rumah utama yang banyak tertukar.

sebelum memasuki cerita lebih jauh, marilah kita telusuri terlebih dahulu gambaran ruang-ruang yang ada di rumah utama.

rumah terdiri dari dua lantai. pada lantai pertama terletak ruang tamu, kamar utama dan kamarku. sisi berikutnya ada kamar nnek, ruang makan, dapur dan kamar mandi serta tmpat kongkow. di lantai dua tempat kamar adik, kamar paman dan tempat jemuran. bukan rumah yang bisa dikatakan mewah, namun cukup luas. di lantai dasar juga tempat cuci piring, kandang ayam dan sedikit halaman depan.

penghuni rumah adalah ibu, adik pertama, adik kedua, nenek dan paman. sedangkan saya dan bapak pulang sekali seminggu.

adik pertama: inisial W

anak ini tidur dan menaruh pakaian2nya di lantai 2,

menaruh perkakas sekolahnya di kamar saya (lantai 1) dan

belajar di ruang tamu

adik kedua: inisial f

anak ini tidur di kamarku (lantai 1),

menaruh barang-barangnya di rak ruang tamu,

belajar di lantai 2, dan

menaruh pakaian2nya di kamar nenek

seolah rumah kami kekurangan hal-hal aneh seperti ini, maka

saya : inisial I

tidur 5 hari di kosan dan 2 hari di rumah

menaruh barang2 di kamar sendiri

menaruh pakaian di kosan

tidur di kamar nenek saat pulang.

Keluarga saya memiliki ruang tamu yang sebenarnya lebih tepat kalau disebut ruang keluarga karena banyak barang2 yang tergeletak di sana, entah buku pelajaran, gelas bekas air minum, hape, pakaian yang belum di setrika, debu (hohohoho). dan saat ada suara ketukan pintu, biasanya kami langsung dibuat kocar-kacir dengan buru-buru membereskan barang2 yang tidak seharusnya ada di ruang tamu sambil dalam hati memaki2 (dalam bahasa halus) tamu yang kenapa saat kami sedang bersantai, harus datang. padahal sebenarnya perlu disadari bahwa yang menyebabkan hal ini terjadi adalah ketiadaan "ruang tamu" alam arti sesungguhnya.

terkadang, ruang keluarga yang kami miliki menjadi double, dengan memakai ruang kamar tidur nenek yang memiliki 2 buah kasur dan satu televisi, karena jika memakai televisi yang di atas, kami terlalu mals untuk berjalan naik-turun tangga.

bersambung...